Imlek atau Tahun Baru Imlek adalah salah satu perayaan yang paling penting dalam budaya Tionghoa. Setiap tahun, jutaan orang di seluruh dunia merayakan Imlek dengan penuh semangat dan kegembiraan termasuk di Indonesia. Salah satu hal yang paling mencolok dari perayaan ini adalah penggunaan warna merah yang melimpah. Mengapa Imlek identik dengan warna merah? Inilah jawabannya.
Simbolisme Warna Merah dalam Budaya Tionghoa
Warna merah memiliki makna simbolik yang sangat penting dalam budaya Tionghoa. Dalam tradisi Tionghoa, warna merah melambangkan keberuntungan, kebahagiaan, kekayaan, dan kelimpahan. Warna merah juga di kaitkan dengan api, yang melambangkan semangat dan keberanian.
Menurut legenda, pada masa lampau, ada seekor monster naga yang sangat jahat yang datang setiap tahun untuk memangsa penduduk desa. Penduduk desa kemudian menemukan bahwa monster itu takut pada warna merah, suara keras, dan cahaya terang. Oleh karena itu, setiap kali monster itu datang, penduduk desa akan menggantungkan lentera merah, menyalakan kembang api, dan membuat suara bising untuk mengusir monster tersebut. Dari sinilah tradisi penggunaan warna merah dalam perayaan Imlek berasal.
Alasan Imlek Identik Dengan Warna Merah
Melansir dari South China Morning Post, Tahun Baru Imlek dalam bahasa Mandarin di kenal dengan ‘Guonian’. Dalam cerita rakyat asal Tiongkok, Guonian merupakan monster menakutkan yang muncul di akhir tahun untuk memakan manusia dan hewan ternak.
Namun, Guonian takut pada warna merah pekat dan suara petasan. Sejak saat itu, manusia mulai memasang dekorasi merah dari chunlian hingga jianzhi (potongan kertas Cina) dan mengenakan pakaian berwarna merah untuk menakuti monster. Hal ini lah yang membuat warna merah identik dengan Imlek.
Makna Keberuntungan dan Kekayaan
Warna merah juga di kaitkan dengan keberuntungan dan kekayaan dalam budaya Tionghoa. Pada saat perayaan Imlek, orang-orang Tionghoa sering memberikan amplop berisi uang kepada keluarga dan teman-teman mereka. Amplop ini di kenal sebagai “angpao” atau “hongbao” dan biasanya berwarna merah. Memberikan amplop berwarna merah di anggap sebagai tanda keberuntungan dan kekayaan untuk penerima amplop.
Warna merah juga sering di gunakan dalam dekorasi rumah dan tempat-tempat perayaan Imlek lainnya. Ornamen merah seperti lampion, bunga, dan hiasan lainnya di gunakan untuk menciptakan suasana yang ceria dan membawa keberuntungan bagi tahun yang baru.
Tradisi dan Budaya yang Di lestarikan
Tradisi penggunaan warna merah dalam perayaan Imlek juga merupakan cara untuk melestarikan budaya Tionghoa. Warna merah telah menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Imlek selama berabad-abad. Dengan menggunakan warna merah, orang-orang Tionghoa menghormati dan menghargai warisan budaya mereka.
Selain itu, warna merah juga di gunakan dalam pakaian tradisional Tionghoa yang di kenal sebagai “cheongsam” atau “qipao”. Pakaian ini sering di pakai selama perayaan Imlek dan acara-acara budaya lainnya. Penggunaan warna merah dalam pakaian ini juga merupakan simbol kebanggaan dan identitas budaya bagi orang-orang Tionghoa.