Geger Pecinan, juga di kenal sebagai Pembantaian 1740, adalah peristiwa tragis yang terjadi di Batavia (sekarang Jakarta) pada Oktober 1740. Insiden ini merupakan salah satu tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah Hindia Belanda, yang melibatkan pembantaian ribuan etnis Tionghoa oleh tentara VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dan penduduk setempat.
Latar Belakang Peristiwa
Awal abad ke-18, Batavia menjadi pusat perdagangan di bawah kendali VOC. Etnis Tionghoa, yang datang sebagai pedagang dan pekerja, memainkan peran penting dalam pembangunan ekonomi kota. Namun, keberhasilan mereka juga memicu kecemburuan dan ketegangan sosial.
Krisis ekonomi pada 1730-an memperburuk situasi. Banyak buruh Tionghoa kehilangan pekerjaan dan mengalami kesulitan hidup. Pada saat yang sama, VOC menerapkan kebijakan keras seperti deportasi buruh Tionghoa ke Ceylon dan daerah lain. Kebijakan ini memicu ketegangan, yang di perparah oleh rumor bahwa pemerintah VOC merencanakan pembantaian terhadap komunitas Tionghoa.
Puncak Tragedi
Pada Oktober 1740, kekacauan pecah di wilayah Pecinan Batavia. Di mulai dari bentrokan kecil antara etnis Tionghoa dan pasukan VOC, konflik dengan cepat meluas menjadi pembantaian besar-besaran. Rumah-rumah dan toko milik Tionghoa di bakar, sementara ribuan orang, termasuk wanita dan anak-anak, di bunuh.
Menurut catatan sejarah, sekitar 10.000 orang Tionghoa tewas dalam peristiwa ini. Sebagian kecil berhasil melarikan diri, namun banyak yang tertangkap dan di eksekusi.
Dampak Jangka Panjang
Tragedi ini meninggalkan luka mendalam dalam hubungan antara komunitas Tionghoa dan pemerintah kolonial. Setelah peristiwa ini, VOC memberlakukan kebijakan yang lebih ketat terhadap etnis Tionghoa, termasuk pembatasan tempat tinggal mereka di Batavia dan pengawasan ketat terhadap aktivitas perdagangan mereka.
Namun, di sisi lain, komunitas Tionghoa terus memainkan peran penting dalam ekonomi Hindia Belanda, meskipun dengan kondisi yang lebih terkontrol. Hingga kini, Geger Pecinan tetap menjadi salah satu contoh bagaimana ketegangan sosial dan kebijakan diskriminatif dapat memicu tragedi kemanusiaan.
Geger Pecinan 1740 adalah peringatan akan pentingnya toleransi dan keadilan sosial. Peristiwa ini menunjukkan betapa berbahayanya ketidakadilan ekonomi dan prasangka rasial dalam masyarakat. Hingga saat ini, sejarah ini menjadi bagian penting dari diskusi tentang hubungan antar-etnis dan kebijakan kolonial di Indonesia.